Jumat, 19 Agustus 2011

PANDUAN MENGAJAR DAN BELAJAR AL-QUR’AN

Bagian ini mengandung pembahasan yang panjang dan luas sekali. Saya telah berusaha menyajikan tujuan-tujuannya secara ringkas dalam beberapa fasal supaya mudah diingat dan seterusnya diamalkan, insya Allah.

Pertama-tama yang mesti dilakukan oleh guru dan pembaca adalah mengharapkan keridhaan Allah swt:

Allah berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah swt dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al-Bayyinah 98:5)

Diriwayatkan dalam Shahihain (Bukhari dan Muslim) dari Rasulullah saw:
“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang mendapat apa yang diniatkannya.”
Hadits ini merupakan tonggak dan dasar Islam.

Telah kami terima riwayat dari Ibnu Abbas ra, katanya: “Sesungguhnya manusia diberi ganjaran sesuai dengan niatnya."

Dan dari lainnya: “Sesungguhnya orang-orang diberi ganjaran sesuai dengan niat-niat mereka.”

Telah kami terima riwayat dari Al-ustadz Abu Qasim Al-Qusyairi rahimahullah dia berkata: “Ikhlas ialah taat kepada Allah swt saja dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt tanpa sesuatu tujuan lainnya, seperti berpura-pura kepada makhluk atau menunjukkan perbuatan baik kepada orang banyak atau mengharap kecintaan atau pujian dari manusia atau sesuatu makna selain mendekatkan diri kepada Allah swt.” Dan dia berkata: “Bisa dikatakan, ikhlas itu adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk.”

Diriwayatkan dari Huzaifah Al-Mar’asyi rahimahullah: “Ikhlas ialah kesamaan antara perbuatan-perbuatan hamba secara lahir dan batinnya.”

Diriwayatkan dari Dzin Nun Rahimahullah, katanya: “Tiga perkata merupakan tanda ikhals yaitu sama saja tidak terpengaruh oleh pujian dan celaan orang banyak; lupa melihat di antara amal-amal; dan mengharapkan pahala amal-amalnya di akhirat.”

Diriwayatkan dari Fudhai bin Iyadh ra, katanya: “Meninggalkan amal untuk orang banyak adalah riya dan bermal untuk orang banyak adalah syirik, sedangkan ikhlas adalah jika Allah swt membebaskanmu dari keduanya.”

Diriwayatkan dari Sahl At-Tustari rahimahullah, katanya: “Orang-orang cerdas mengetahui penafsiran surah Al-Ikhlas, tapi mereka tidak mendapat selain ini yaitu gerak dan diamnya dalam keadaan sendiri ataupun di hadapan orang lain hanya bagi Allah swt semata-mata, tidak bercampur sesuatu apapun baik nafsu, keinginan ataupun kesenangan dunia.”

Diriwayatkan dari As-Sariyyu rahimahullah, katanya: “Jangan lakukan sesuatu karena mengharap pujian orang banyak, jangan tinggalkan sesuatu karena mereka, jangan menutup sesuatu karena mereka dan jangan membuka sesuatu karena mereka.”

Diriwayatkan dari Al-Qusyairi, katanya: “Kebenaran yang paling utama adalah kesamaan antara dalam keadaan sunyi (sendiri) ataupun di dalam kebanyakan orang banyak.”

Diriwayatakan dari Al-Harith Al-Muhasibi rahimahullah, katanya:
“Orang yang benar tidak peduli, meskipun dia keluar dari segala apa yang ditetapkan dalam hati makhluk terhadapnya untuk kebaikan hatinya. Dan dia tidak suka orang-orang mengetahui kebaikan perbuatannya sedikit pun dan tidak benci jika orang-orang mengetahui perbuatannya yang buruk karena kebenciannya atas hal itu adalah sebagai bukti bahwa dia menyukai tambahan di kalangan mereka, yang demikian itu termasuk akhlak orang-orang yang lurus.”

Diriwayatkan dari lainnya: “Jika engkau memohon kepada Allah swt dengan kebenaran, maka Allah swt memberimu cermin di mana engkau melihat segala sesuatu dari keajaiban dunia dan akhirat.”

Baiklah ikhwan akhwat rahimahumullah..
disini saya tidak dapat menuliskan lebih banyak lagi. untuk lebih detail mengenai PANDUAN MENGAJAR DAN BELAJAR AL-QURAN silahkan download artikel lengkapnya


Semoga dapat dijadikan referensi untuk belajar dan mengajarkan Al-Quran

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar